Biji kedelai digunakan untuk membuat tempe dan tahu yang cukup banyak jumlahnya di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Kebutuhan kedelai senantiasa meningkat, sebaliknya luas areal penanaman kedelai semakin sempit atau sedikit karena petani tidak tertarik menanam kedelai yang produksinya sangat rendah, yakni sekitar 1 ton biji kering kedelai per hektar dibanding dengan tanaman jagung yang menghasilkan sekitar 6-10 ton biji kering jagung per hektar.
Petani kedelai cenderung merubah tanaman yang diusahakannya menjadi jenis tanaman yang lain, misalnya jagung, ketela pohon, ubi jalar, dll.
Kedelai adalah tanaman yang berasal dari daerah subtropis yaitu dataran China. Tanaman kedelai adaptif atau sesuai di daerah subtropis, sedangkan di daerah tropis seperti Indonesia tanaman kedelai kurang sesuai atau kurang cocok. Dengan teknologi budidaya yang sama, produksi biji kedelai di Indonesia sekitar 1 ton per hektar, sedangkan di daerah subtropis dapat mencapai lebih dari 3 ton biji kering per hektar karena tanaman kedelai adalah jenis tanaman yang adaptif di daerah subtropis, sebaliknya kurang sesuai di daerah tropis seperti di Indonesia.
Kedelai adalah tanaman C3 yang mengalami proses respirasi dan fotorespirasi yang tinggi sehingga fotosintesis bersih tanaman relatif rendah dan selanjutnya pertumbuhan dan produksi pertanaman rendah di daerah tropis. Temperatur dan insetitas cahaya yang tinggi di daerah tropis menyebabkan respirasi dan fotrespirasi sangat tinggi, sebaliknya hasil fotosintesis bersih rendah.
Tanman kedelai adalah tanaman hari pendek (short day plant), yaitu berbunga lebih cepat jika lama penyinaran sepanjang hari kurang dari 14 jam per hari. Di Indonesia sebagai daerah tropis memiliki lama penyinaran 12 jam per hari sehingga tanaman kedelai berbunga terlampau cepat, artinya masa pertumbuhan vegetatif terlampau singkat. Masa pertumbuhan vegetatif adalah periode penimbunan hasil fotosintesis untuk pertumbuhan dan produksi biji. Masa pertumbuhan vegetatif yang terlampau singkat atau tanaman terlampau cepat berbunga menyebabkan produksi biji kedelai sangat rendah di daerah tropis.
Kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi tempe dan tahu tidak didukung oleh ketersediaan produsi biji kedelai yang dapat dihasilkan petani, melainkan harus tergantung pada inport biji kedelai yang cukup besar jumlahnya setiap tahun. Produksi bij kedelai petani di Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan biji kedelai di Indonesia, bahkan luas areal penanaman kedelai di Indonesia setiap masa tanam cenderung menurun atau makin sempit karena tanaman kedelai diganti petani dengan tanaman lain yang memberikan keuntungan yang lebih besar.
|