[Fimot]


  • Profil LinkedIn
  • Profil Twitter
  • Tanya lewat Facebook
  • Kembali ke halaman depan
  • Registrasi Anggota Baru
  • LOGIN (Masuk)
  • Buku Tamu
  • Bank Soal Online
  • Cari Data Bank Indonesia
  • Download Contoh Spreadsheet
  • Download E-book/Data
  • Forum Diskusi
  • Games Online
  • Kisi-kisi UAN/UASBN
  • Monitor Finansial
  • Video Tutorial
  • Entri Open Source
  • Pencarian Kata Kunci
  • Frequently Asked Questions (FAQ)
Pengunjung HITS

Informasi Kurs

Kurs KMK / Pajak
18 May 2024:

Data Forex Dunia:

15 Indeks Saham Asia

Bursa Efek Indonesia



Mailing list BEI investor club

IGSYC

Tautan Eksternal





Harga Logam Mulia


Pooling online:

Dialog Pengunjung


200


Selamat datang, Tamu yang belum registrasi · RSS 18 May 2024, 13:01:43 Singapore Time

» Artikel » Financial Modeling

01:44:17
Meramal masa kini
Selama berabad-abad manusia dari berbagai bangsa dan kebudayaaan terkagum-kagum dengan tokoh yang (mengklaim dirinya) dapat memprediksi masa depan. Masih banyak orang di Indonesia yang sangat percaya dengan ramalan (jangka) Jayabaya. Di luar negeri, ramalan Nostradamus juga (katanya) banyak terbukti. Meskipun sebagian orang menganggap sinis tentang ramalan, namun tetap saja manusia suka meramal. Ada yang sifatnya klenik seperti ramalan paranormal. Ada juga yang bersifat moderen, misalnya ramalan pertumbuhan ekonomi dan harga saham di koran. Bahkan tabloid ibu-ibu juga bisa meramalkan mode pakaian atau menu makanan yang akan ngetrend beberapa bulan ke depan. Memprediksi masa depan adalah hal yang, saya pikir, setiap manusia ingin bisa melakukannya.

Tulisan ini bukan tentang meramal masa depan, melainkan tentang sesuatu yang saya sebut meramal masa kini. Alih-alih mencoba meramalkan apa yang akan terjadi, saya kira, setiap orang dan setiap individu pembuat keputusan tidak boleh lupa pentingnya menyadari apa yang sedang terjadi di sekitar kita. Ide di belakang "meramal masa kini", kalau mau saya ceritakan secara agak njlimet atau sok ilmiah, bisa dikatakan mirip dengan prinsip Fisika molekular, yakni Prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Prinsip Ketidakpastian mengatakan bahwa tidaklah mungkin untuk mengetahui segala sesuatunya terkait suatu partikel sub atom pada saat yang bersamaan. Maksudnya, fisikawan tidak dapat mengetahui posisi dan momentum (arah) pergerakan suatu partikel saat waktu yang bersamaan karena ketika mengukur parameter yang satu maka parameter yang lain berubah. Bila fisikawan pun menyadari bahwa mereka tidak mungkin mengetahui segalanya tentang partikel sub atomik (partikel sangat kecil) yang mereka pelajari, maka hal yang sama pun berlaku dalam hal manusia berinteraksi dengan dunia sekitarnya. 

Kita tidak pernah mengumpulkan informasi lengkap sempurna tentang situasi yang kita hadapi - dan tentu saja - kita tidak perlu untuk melakukannya. Manusia cukup hanya mengumpulkan informasi-informasi penting yang relevan untuk secara intuitif mengetahui tentang gambaran situasi yang sedang dihadapi lalu membuat reaksi. Itulah yang dinamakan "meramal masa kini".

Meramal masa kini berarti mencari beberapa informasi dari lapangan, menganalisanya, dan menentukan seberapa kuat implikasinya. Ketika misalnya seseorang di siang hari bolong menatap bayangan matahari untuk memprediksi waktu, dia sedang meramal masa kini. Ketika seorang pelancong yang tersesat lalu membuka peta untuk mencoba menemuka lokasinya saat ini di peta sehingga dia dapat menemukan rute yang tepat untuk mencapai tempat yang dituju, pelancong tersebut sedang memprediksi masa kini. Ketika seorang dokter memasang alat-alat diagnosa ke tubuh pasien untuk mencari penyebab penyakit pasien, dia sedang memprediksi masa kini. Ketika seorang geolog meledakkan beberapa titik bebatuan untuk membaca reaksi dari alat pembaca seismik, dia sedang meramal masa kini. Dalam kondisi manapun yang disebutkan tadi, tidak ada seorangpun yang dapat memperoleh informasi lengkap sempurna. Mereka hanya mendapatkan beberapa potongan informasi yang dirasa mencukupi untuk membuat prediksi tentang kondisi atau fakta yang terjadi di saat tersebut.

Prinsip yang sama juga berlaku di dunia bisnis. Ada banyak sekali variabel yang dapat mempengaruhi produksi, pemasaran dan operasi internal Perusahaan dimana tak seorangpun individu manajer dapat mengetahui segalanya terkait dengan situasi bisnis di saat yang bersamaan. Setiap manajer yang berusaha untuk mengumpulkan seluruh informasi secara sempurna akan mendapati bahwa beberapa potongan informasi yang lebih dahulu didapatkan sudah berubah kondisinya secara substansial ketika ptongan informasi terakhir didapatkan. Realitasnya adalah, bahwa, kita sebagai manajer, tidak perlu untuk tahu semua data operasional untuk memahami bagaimana kondisi saat ini.

Di sinilah dapat terjadi kesalahan dan kesalahpahaman. Potongan informasi yang dikumpulkan manajer untuk mendapatkan gambaran besar sering kali datang terlambat, sehingga, alih-alih melakukan peramalan masa kini, manajer sebenarnya sedang meramal masa lalu. Sebagai contoh, seorang manajer mencoba memutuskan rute yang akan dilalui untuk mencapai kantor klien berdasarkan pengalamannya melewati rute tersebut bulan lalu. Pertanyaan "apakah rute ini dulu macet?" menggantikan pertanyaan "apakah rute ini sekarang macet?". Padahal esensi dari meramal masa kini adalah, sudah dimana koordinat kita sekarang dalam mencapai tujuan perusahaan.

Kemampuan untuk memprediksi masa kini tidak mengubah pekerjaan manajer, melainkan mengubah cara manajer untuk melaksanakan tugasnya secara sukses. Manajer harus tetap memutuskan tujuan yang hendak dicapai dan bagaimana  cara untuk mencapai tujuan tersebut dalam tenggat waktu yang ditargetkan. Manajer masih tetap harus memilih alternatif strategi atau keputusan taktis untuk menjalankan strategi tersebut. Namun, sebagaimana seorang kapten kapal dapat mengubah arah atau kecepatan kapal berdasarkan cuaca yang sedang terjadi demikian pula manajer semestinya harus memiliki informasi terkini yang relevan bagi keputusan taktis untuk menjalankan strategi perusahaan. Dengan demikian manajer semestinya tidak boleh kaget bila saat evaluasi kinerja tujuan tidak mencapai target atau melebihi target. Sepanjang waktu, manajer tahu progres yang terjadi dalam perjalanan mencapai target tersebut.

Dengan selalu mengetahui kondisi yang sedang terjadi, maka pada saat yang tidak menguntungkan sekalipun manajer akan selalu mendapatkan peringatan bahaya secara dini, sehingga dengan cepat tanggap pula, manajer dapat membuat taktik yang tepat untuk mengubah bahaya tersebut menjadi kesempatan. Manajer yang punya kemampuan untuk meramal masa kini, tidak akan pernah terkejut dengan perubahan kondisi lingkungan yang terjadi.

Kategori: Financial Modeling | Dilihat: 307 | Ditambahkan: Adminfimod | Tags: meramal | Peringkat: 0.0/0
Total komentar: 0
Pengguna dapat menambahkan komentar setelah terdaftar.
[ Registrasi | Masuk ]

Sabtu 18 May 2024 13:01:43 Singapore Time, Security Watch: Marco with Linux 4000cc Engine.
Pengunjung bank soal online gratis tutorial online financial modeling training jakarta financial modeling tutorial gratis bank soal online gratis tutorial online financial modeling training jakarta financial modeling tutorial gratis bank soal online gratis tutorial online financial modeling training jakarta financial modeling tutorial gratis bank soal online gratis tutorial online financial modeling training jakarta financial modeling tutorial gratis bank soal online gratis tutorial online financial modeling training jakarta financial modeling tutorial gratis Pengunjung