[Fimot]


  • Profil LinkedIn
  • Profil Twitter
  • Tanya lewat Facebook
  • Kembali ke halaman depan
  • Registrasi Anggota Baru
  • LOGIN (Masuk)
  • Buku Tamu
  • Bank Soal Online
  • Cari Data Bank Indonesia
  • Download Contoh Spreadsheet
  • Download E-book/Data
  • Forum Diskusi
  • Games Online
  • Kisi-kisi UAN/UASBN
  • Monitor Finansial
  • Video Tutorial
  • Entri Open Source
  • Pencarian Kata Kunci
  • Frequently Asked Questions (FAQ)
Pengunjung HITS

Informasi Kurs

Kurs KMK / Pajak
18 May 2024:

Data Forex Dunia:

15 Indeks Saham Asia

Bursa Efek Indonesia



Mailing list BEI investor club

IGSYC

Tautan Eksternal





Harga Logam Mulia


Pooling online:

Dialog Pengunjung


200


Selamat datang, Tamu yang belum registrasi · RSS 18 May 2024, 15:17:58 Singapore Time

» Artikel » Informasi Ujian

14:16:01
Mitos versus fakta seputar ujian GMAT
Ujian Graduate Management Admission Test (GMAT) merupakan salah satu ujian dalam Bahasa Inggris yang digunakan dalam mengevaluasi kandidat MBA di universitas-universitas luar negeri. Ada berbagai mitos dan fakta menarik seputar ujian GMAT dan berikut ini disajikan beberapa mitos yang sering dijumpai serta penjelasan fakta sebenarnya.


Mitos 1:
Jika saya tidak mencapai skor di persentil 90% (menjawab 90% pertanyaan benar), maka saya tidak lolos ke Program S2 di Universitas Luar Negeri yang dituju.

Fakta:
Sangat sedikit orang yang mencapai skor sangat tinggi.

Kurang dari 50 dari 200.000 orang yang mengikuti tes GMAT setiap tahunnya yang bisa mencapai skor sempurna ujian GMAT yakni 800. Maka itu meskipun Kamu memiliki kemampuan yang luar biasa, kemungkinan untuk mencapai skor sempurna adalah sangat kecil. Selain itu, ujian GMAT hanya merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam aplikasi Kamu. Petugas pendaftaran mempertimbangkan skor GMAT bersama-sama dengan prestasi selama kuliah S1, essay yang Kamu tulis, interviu, surat rekomendasi dan informasi-informasi lain dalam menentukan siapa yang akan diterima dalam Program mereka.



Mitos 2:
Memperoleh pertanyaan yang lebih mudah berarti jawaban saya sebelumnya salah.

Fakta:
Memperoleh pertanyaan yang lebih mudah tidak selalu berarti menjawab pertanyaan sebelumnya salah.

Untuk memastikan bahwa setiap orang mendapatkan perlakuan yang adil, algoritma tes akan memilih nomor-nomor soal tertentu dari setiap tipe pertanyaan. Jika kamu menjawab benar, algoritma tes mungkin akan memberikan Kamu pertanyaan yang relatif lebih sulit dibandingkan pertanyaan sebelumnya (khususnya dalam pertanyaan tipe penyelaian masalah dan aritmatika), namun jika sudah tidak ada lagi pertanyaan yang lebih sulit, Kamu mungkin akan diberikan pertanyaan yang lebih mudah.

Kebanyakan orang tidak terbiasa dalam mengestimasi kesulitan soal, sehingga jangan khawatir ketika menyelesaikan ujian jangan buang-buang waktu Kamu yang berharga hanya untuk mengestimasi tingkat kesulitan pertanyaan yang sedang kamu hadapi.



Mitos 3:
Saya memerlukan keahlian matematika yang tinggi agar bisa mendapatkan skor GMAT yang tinggi.

Fakta:
Kemampuan matematika yang diuji dalam ujian GMAT adalah kemampuan matematika dasar.

Ujian GMAT hanya memerlukan pengetahuan analisis kuantitatif dasar. Kamu sebaiknya mengulang kembali pelajaran matematika dasar (aljabar, geometri, aritmatika dasar) yang biasanya sudah dipelajari di SMA. Kesulitan pertanyaan kuantitatif dalam ujian GMAT lebih menekankan pada logika dan kemampuan menyelesaikan masalah, bukan pada keahlian matematika.



Mitos 4:
Adalah lebih penting untuk menjawab pertanyaan dengan benar daripada menjawab semua pertanyaan/menyelesaikan ujian.

Fakta:
Ada penalti skor yang berat jika Kamu tidak menyelesaikan ujian GMAT.

Jika kamu tersandung pada sebuah pertanyaan, maka tebaklah dan maju terus ke pertanyaan berikutnya. Jika kamu menebak dengan tidak benar, komputer mungkin akan memberikan pertanyaan yang lebih mudah, lalu jika kamu menjawab benar, komputer akan kembali memberikan pertanyaan yang lebih sulit sehingga sepadan dengan kemampuan Kamu. Jika kamu tidak menyelesaikan ujian, maka skor kamu akan berkurang signifikan. Gagal untuk menyelesaikan (menjawab semua pertanyaan) verbal misalnya, dapat mengurangi skor seseorang dari posisi persentil 91 (mencapai skor 91% dari skor sempurna) ke posisi persentil 77. Maka itu berpaculah dengan waktu.



Mitos 5:
10 pertanyaan pertama merupakan pertanyaan paling kritis dan Kamu harus menghabiskan lebih banyak waktu di situ.

Fakta:
Semua pertanyaan diperhitungkan.

Dalam ujian GMAT yang sebenarnya, adalah benar bahwa algoritma computer-adaptive-testing menggunakan 10 pertanyaan pertanyaan pertama untuk mendapatkan pengukuran mula-mula atas kemampuan Kamu. Namun demikian, ini hanya merupakan pengukuran mula-mula. Setelah itu saat kamu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikutnya, algoritma program akan mengoreksi dan meng-update kembali estimasi sebelumnya berdasarkan setiap pertanyaan yang kamu jawab. Pada akhirnya skor Kamu didasarkan pada seluruh respon Kamu dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan pertanyaan yang kamu jawab. Menghabiskan lebih banyak waktu di 10 pertanyaan pertama tidak dapat mempermainkan sistem namun malah merugikan waktu Anda untuk menjawab sisa pertanyaan berikutnya.

Sumber: GMAT Official Guide Book.
Kategori: Informasi Ujian | Dilihat: 456 | Ditambahkan: Adminfimod | Tags: fakta, mitos, GMAT | Peringkat: 0.0/0
Total komentar: 0
Pengguna dapat menambahkan komentar setelah terdaftar.
[ Registrasi | Masuk ]

Sabtu 18 May 2024 15:17:58 Singapore Time, Security Watch: Marco with Linux 4000cc Engine.
Pengunjung bank soal online gratis tutorial online financial modeling training jakarta financial modeling tutorial gratis bank soal online gratis tutorial online financial modeling training jakarta financial modeling tutorial gratis bank soal online gratis tutorial online financial modeling training jakarta financial modeling tutorial gratis bank soal online gratis tutorial online financial modeling training jakarta financial modeling tutorial gratis bank soal online gratis tutorial online financial modeling training jakarta financial modeling tutorial gratis Pengunjung