Pagi itu ada sekelompok orang yg mengetuk pintu rumahku. "Sel.. Selly.. Bangun nak", tiba-tiba suara kecil ayahku membangunkanku. "Hooamm, ada apa ayah?", tanyaku dengan sedikit lesu. "Ada orang di luar rumah. Segera bukakan pintu untuk mereka!", perintah ayah singkat. Tampa basa-basi aku langsung mau membukakan pintu depan rumah. "Tunggu nak. Jika mereka menanyakan tentang ayah, kamu bilang saja ayah sedang di luar kota dan kamu tak tahu di kota mana. Mengerti?" "Kenapa aku harus berbohong, ayah? Bukannya ayah selalu mengajarkanku untuk tidak pernah berbohong?" "Bukan begitu nak, nanti akan ayah beritahu alasannya. Sekarang, lebih baik kamu segera bukakan pintu itu"
Ku bukakan pintu rumahku, "Maaf, membuat anda menunggu lama. Ada perlu apa ya, pak?" "Oh, tidak apa-apa. Ayahnya ada?" "Ha..?? haa?? Eee..Aaa..Eee.. Oh sedang gak ada di rumah tuh pak. Lagi di luar kota kebetulan. Ada apa ya, pak mencari-cari ayah saya?" "Tidak apa-apa. Bukan sesuatu yg penting. Tapi tolong disampaikan ya, kami akan mencarinya sampai ia ketemu sampai kapan pun itu! Sekali lagi terimakasih kami ucapkan, Kami pamit dulu." "Eh, pak.. Tunggu! Ngomong-ngomong, bapak-bapak sekalian ini siapa, ya? ", tanyaku sambil memanggil mereka yg sudah mendekati mobilnya. Entah mereka tidak mendengar atau sengaja mengabaikanku, yg jelas mereka tak menjawab pertanyaanku itu.
Aku menutup pintu rumah dan segera berlari menuju kamarku. Ku tak melihat ayah dimanapun. "Yah..Ayah..?? Ayah dimana?" "Mereka sudah pergi?", tiba-tiba ayahku muncul dari arah belakang. "Eh, ayah membuat kaget saja. Sudah ayah. Oh ya,tadi ayah bilang akan memberitahu siapa mereka. Ayo beritahukan sekarang ayah!" bujukku. "Tidak bisa nak. Kamu masih terlalu kecil untuk mengetahui ini." jawab ayah yg enggan memberitahu siapa mereka sebenarnya. "Ayolah, ayah. Ayah sudah berjanji, dan janji harus ditepati. Ayah sendiri yg bilang kepadaku seperti itu." "Tidak bisa, nak." "Ah, ayolah, yah. Aku sudah sangat penasaran dan ingin mengetahuinya sekarang juga!", aku mulai tak sabar. "Untuk saat ini kamu sebaiknya tak usah tahu, nak. Kamu masih kecil. Sudahlah, ayah mau keluar dulu ada urusan", ayah tak jadi memberitahukanku dan pergi meinggalkanku begitu saja. Aku benar-benar kesal. Aku menggerutu dalam hati, "Ayah ini kenapa, sih? Dia kan dah janji mau ngasih tau ke aku, tapi dia kok malah mengingkar. Aku dibilang masih kecil lagi, aku kan udah kelas 2 SMP. Udah gede gini, juga. Ayah peliiitttt!!!!!"
BERSAMBUNG
|